Sunday, October 2, 2011

RS Hasan Sadikin Disiapkan Jadi RS Pariwisata

RUMAH Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dicanangkan menjadi RS pariwisata (hospital tourism). Hal ini terkait rencana pemerintah yang akan mengajukan RSHS untuk mendapat akreditasi rumah sakit bertaraf internasional dari Joint Commission International (JCI) Amerika Serikat pada 2012.

Direktur Utama RSHS Bayu Wahyudi mengatakan, langkah awal menuju rumah sakit bertarap internasional sekaligus rumah sakit pariwisata adalah dengan menerapkan unsur budaya lokal di dalam pelayan rumah sakit. "Kita komitmen menjadi rumah sakit bertarap internasional, tetapi tidak bisa meninggalkan kekhasan budaya bangsa," kata Bayu di Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/9/2011).

Unsur budaya lokal nantinya akan menjadi bagian pelayanan di RSHS. Misalnya, petugas pelayanan RSHS pada hari tertentu akan mengenakan busana daerah, yakni kebaya bagi wanita dan baju koko bagi pria. Lalu dalam menyambut pasien atau pengunjung ke rumah sakit, petugas akan memakai bahasa Sunda seperti kata "wilujeng sumping" atau "selamat datang".

"Semua karyawan pasti pakai busana khas Bumi Parahyangan. Misalnya, tiap Rabu pakai busana Sunda, Senin memakai batik," jelasnya.

Sehingga, pasien rumah sakit akan menemui kekahasan budaya lokal saat menerima layanan dari rumah sakit. Misalnya di lobi akan ada aksesori dari unsur budaya. "Lobi RSHS misalnya akan seperti lobi hotel," ujarnya.

Selain itu, sebagai bagian dari medical tourism, pelayanan di RSHS juga akan dihibur dengan berbagai kesenian daerah seperti permainan musik angklung, tarling, kecapi-suling, dan kesenian lainnya.

Dirjen Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan Supriantoro mengatakan, RSHS bisa menjadi rumah sakit berpredikat medical tourism jika mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat.

"Rumah sakit berpredikat medical tourism tentu harus didukung Dinkes Jabar. Di sini kan kultur Sunda sangat khas, jadi bisa menuju medical tourism seperti RS Sanglah di Bali yang kini sudah memulainya," kata Supriantoro.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More